Cytokine adalah kelompok protein dan peptida, diproduksi oleh hewan maupun tumbuhan, yang memberikan sinyal untuk memungkinkan terjadinya komunikasi antar sel. Umumnya, cytokine terdiri dari protein kecil yang larut dalam air dan glikoprotein (protein dengan rantai gula) dengan berat massa antara 8 – 30 kDa. Cytokine beraksi melalui reseptor yang terdapat pada permukaan sel.
Berbeda dengan hormon dan neurotransmitter, dimana hormon dilepaskan dari organ tertentu kedalam darah sedangkan neurotransmitter dihasilkan oleh aktivitas sel syaraf; cytokine dibebaskan dari beberapa sel yang berbeda. Peranan cytokine diatur oleh “pusat” sistem kekebalan tubuh yang dilibatkan pada berbagai macam reaksi imun, peradangan, serta penyakit menular. Namun demikian peranannya tidak terbatas pada sistem kekebalan tubuh semata, akan tetapi juga terlibat dalam proses perkembangan selama embriogenesis.
“Cytokine Storm”
Cytokine Storm adalah salah satu respon tubuh dalam menghadapi zat/benda asing yang masuk kedalam tubuh kita. Kondisi ini merupakan ekspresi sistemik tubuh yang sehat dari sistem kekebalan tubuh yang hebat melalui mekanisme pelepasan lebih dari 150 mediator inflamasi (peradangan); termasuk didalamnya adalah cytokine, radikal bebas O2, dan faktor koagulasi. Baik pro-inflammatory cytokines (seperti Tumor Necrosis Factor-alpha, InterLeukin-1, dan InterLeukin-6) dan anti-inflammatory cytokines (seperti InterLeukin-10 dan InterLeukin 1 receptor antagonist) terdapat dalam konsentrasi yang tinggi pada serum. “Dahsyat”nya konsentrasi cytokine dalam tubuh menyebabkan tercetusnya istilah Cytokine Storm. Kontributor utama dari peristiwa ini adalah Tumor Necrosis Factor-alpha dan InterLeukin-6; terjadi akibat respon imun sebagai dampak dari proliferasi dan aktivasi yang sangat cepat dari T-cells atau Natural Killer (NK) cells. Sel-sel tersebut (T-cells dan NK) teraktivasi oleh makrofag yang terinfeksi. Dengan kondisi demikian, tentunya tubuh memerlukan perawatan yang sangat tepat untuk menghindari kematian.
Pangkal Tenggorokan (Laring)
Setelah melewati hidung, udara masuk menuju pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring terletak di hulu tenggorokan dan merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Setelah melalui laring, udara selanjutnya menuju ke batang tenggorokan (trakea). Pada batang tenggorokan ini terdapat suatu katup epiglotis. Katup ini bekerja dengan cara membuka jika bernapas atau berbicara dan menutup pada saat menelan makanan. Adanya katup tersebut, udara akan masuk ke paru-paru dan makanan akan menuju lambung. Kita jangan makan sambil berbicara, hal tersebut dapat mengakibatkan makanan masuk ke paru-paru dan tenggorokan. Oleh karenanya, hindarilah makan sambil berbicara. Pada laring, di bawah epiglotis, terdapat pita suara. Ketika udara melewati pita suara, pita suara akan bergetar dan menghasilkan suara. Hal ini terjadi ketika kamu berbicara.
Widget by [ Tips Blogger ]
0 komentar:
Post a Comment